Minggu, 05 Oktober 2008

tradisi mudik lebaran

MAKALAH
PENDIDIKAN IPS
Dosen : Dra. Y. Nurasih

PULANG KAMPUNG
Tradisi kaum urban





Penyusun
Purnandito : 06107228246
Kelas: 6.c



PRODI D II PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I
PEMBUKA

Pulang kampung, atau mudik sudah menjadi tradisi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Pulang kampung massal atau mudik lebaran adalah salah satu fenomena sosial kaum urban Indonesia.
Bagi umat muslim pulang kampung saat lebaran adalah saat yang di tunggu, karena saatnya membagi kebahagiaan bersama keluarga. Mungkin di luar waktu lebaran mereka bisa pulang tapi suasana dan kerinduaan akan aroma spiritualnya sangat berbeda.
Pulang kampung massal bukan monopoli masyarakat Indonesia saja. Di Amerika ada hari Thanksgiving day yang juga ada fenomena pulang kampung atau kembali ke asal bersama keluarga besar. Ceng beng dalam kultur Tiong Hoa, Chuseok pada masyarakat Korea.

Pulang kampung fenomena sosial di mana manusia kembali mempertautkan tali darah pada leluhur atau pada masa kecilnya. Setiap manusia pasti merindukan saat saat pulang, seperti burung yang migrasi satu waktu akan pulang kembali ke asal.





















BAB II
ISI
A.Pulang kampung ala Indonesia ( Mudik )

Dalam setahun di Indonesia ada perayaan yang sangat meriah yaitu hari kemerdekaan dan perayaan hari raya ke agama’an.
Perayaan hari kemerdekaan jelas sangat menonjol karena di rayakan seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan perayaan hari raya keagama’an jadi momen untuk terjadinya toleransi beragama. Bisa di lihat bagaimana penganut agama lain saling menghormati dan menghargai perayaan tersebut.

Fenomena pulang kampung terjadi saat hari raya keagama’an, tidak saja bagi penganut agama islam tapi agama agama yang lain. Ini berkenaan dengan sifat bangsa Indonesia yang rindu akan kehangatan kelurga dan kenangan akan tempat asal kita tumbuh. Selain itu juga pulang kampung merupakan momen spiritual.

Tradisi mudik bagi sebagian masyarakat Indonesia terutama muslim seperti keharusan, momennya pun hanya satu tahun sekali yaitu saat menjelang lebaran idul fitri.
Apa yang menyebabkan momen mudik lebaran menjadi penting dan banyak orang melakukannya ? sebagian orang menilai saat mudik menjadi waktu yang tepat untuk bersilaturahmi / bertemu dengan keluarga besar dan sahabat masa kecil. Dan hanya bisa bertemu pun saat lebaran karena sama sama sibuk di perantauan.
Sebagian lagi menganggap mudik lebaran sebagai momen spiritual yakni pertemuan batin dengan asal usul.

Mudik lebaran menjadikan saat yang tepat untuk mengkoreksi diri. Kembali ke titik dimana kita berasal. Apa kita telah sampai ke pada tujuan dalam hidup ( cita cita ) atau hanya menjalani arus dalam hidup ? Bagaimana kita mengisi hidup ini ?
Tapi mungkin juga bagi sebagian orang, bukan itu yang menjadi renungan saat pulang kampung. Sifat pamer hasil kerja di perantauan adalah yang sering terlihat saat pemudik tiba di kampung halaman. Hal ini wajar, menilik sifat manusia yang ingin di hargai hasil kerja kerasnya. Menjadi tidak wajar karena sikap mereka yang sudah terlalu menunjukan “kekotaan” yang sudah tidak sesuai dengan tata karma dan sifat pamer bukanlah siafat yang pantas di tonjolkan.

1. Transportasi Mudik
Tahun ini di perkirakan jumlah pemudik yang menumpang angkutan lebaran mencapai 14,8 juta orang. Kompas minggu 7 oktober 2007 (sumber DepHub)
Jumlah sebanyak 14,8 juta terbagi dalam angkutan darat, laut dan udara. Arus mudik masih di dominasi dari arah ibu kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dan kota besar lainnya.
Kebutuhan akan transportasi massal yang efisien, bersih, dan aman pada saat mudik menjadi barang langka. Ini di karenakan jumlah moda transportasi penumpang sangat jauh dari mencukupi. Selain itu sejumlah angkutan penumpang juga sudah tidak laik jalan, di karenakan faktor dari usia kendaraan juga beban angkut yang melampaui kapasitas.

PREDIKSI JUMLAH PENUMPANG ANGKUTAN UMUM
NO MODA                               JUMLAH PENUMPANG                       PERTUMBUHAN
                                                         2006              2007               Deviasi ± 2 %
1. Angkutan darat              9.412.080              9.980.139               6.04 %
a. Angkutan jalan               6.772.177              7.208.241                6.44 %
b. Angkutan SDP                2.639.90              2.771.898                5.00 %
2. Angkutan Kereta api    2.634.629             2.624.805              -0,37 %
3. Angkutan Laut             509.509                  534.984                 5.00 %
4. Angkutan Udara            1.491.695              1.713.611               14.88 %
JUMLAH                         14.047.913             14.853.539              5.73 %



PREDIKSI ARUS LALU LINTAS
Arus lalu lintas ( tanpa sepeda motor )meningkat dari 7,73 % dari tahun 2006
( 1.746.617 ) menjadi 1.881.655 kendraan ). Yang terdiri dari :
1. Mobil pribadi              1.260.550
2. Bus besar                       196.535
3. Bus sedang                       42.341
4. Non Bus                            59.259
5. Truk 2 as                       284.651
6. Truk 3 as                         38.320

Arus lalu lintas sepeda motor meningkat 31,29 % dari tahun 2006 ( 1.856.619 menjadi 2.437.572 kendaraan )
Sumber : Departemen Perhubungan.

Pihak Departemen Perhubungan sendiri sudah berusaha melayani pemudik dengan sejumlah pembenahan layanan transportasi publik ini.
Tidak hanya Departemen perhubungan saja yang melakukan sejumlah pembenahan dan persiapan mudik. Pihak kepolisian juga mempersiapkan sejumlah anggotanya guna mengatur dan memberi rasa aman bagi pemudik, sedangkan Departemen Kesehatan mempersiapkan layanan kesehatan dan masih banyak pihak yang terlibat dalam fenomena sosial kaum urban yang terjadi setahun sekali ini.

2. Jalan / Jalur Mudik
Perjalanan darat masih banyak menggunakan jalur pantai utara / Pantura. Ini di sebabkan jalur ini adalah jalur yang lumayan lengkap fasilitas rambu rambu lalu lintasnya marka jalan, penerangan dan kondisi fisik jalan yang mulus serta labar.
Tapi kelengkapan yang mendukung pantai utara menjadi jalur utama belum menjamin jalur ini akan bebas hambatan.
Pada tahun 2006 tercatat 34.628 kendaraan keluar tol Cikampek menuju pantura ( catatan Jasa marga ). Dan perkiraan pada tahun ini melonjak menjadi 36.204 kendaraan pada H-4 ( Jasa marga ).
Untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi akibat padatnya kendaraan yang keluar pintu tol Cikampek sampai Pamanukan yang berjarak 46 km maka pihak kepolisian akan membagi arus kendaraan kearah jalur alternatif.
Ada tiga jalur alternatif yang bisa di pilih, kondisi jalan lebih baik dari tahun lalu. Walaupun memang masih minim rambu, penerangan dan jalan relative sempit.
Pihak kepolisian menjamin keamanan dari ketiga jalur alternatif tersebut. ”Menurut Kaploda Jawa Barat Irjend Pol Sunarko ada tujuh titik yang perlu di waspadai dari ketiga jalur alternatif tersebut dan pihak kepolisian telah menempatkan 22 pos polisi untuk mengawasi ketiga jalur mudik itu” ( Kompas, Minggu 7 oktober 2007 ).
Selain pos polisi juga tersedia empat SPBU dan tiga puskesmas untuk kelengkapan dari jalur alternatif. Di harapkan dengan fasilitas ini arus mudik bisa di bagi sehingga tidak menimbulkan kemacetan yang panjang dan membuang waktu.

3. Tindak kejahatan
Jumlah pemudik yang sangat banyak dan serentak dalam melakukan perjalanaan sehingga kemungkinan terjadi tindak kejahatan sangatlah besar. Tindak kejahatan ini bukan hanya terjadi di angkutan umum yang memang sangat berdesak desakan, akan tetapi di jalan umum pun bagi pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil tindak kejahatan berpeluang terjadi.
Aksi kejahatan di saat mudik semakin beragam, penodongan, pencopetan, pembiusan, hipnotis, pencurian kendaraan bermotor, pemerasan tiket oleh oknum calo dan sebagainya.
Kepolisian telah berinisiatif mengamankan suasana mudik dan lebaran dengan menggelar operasi ketupat. Pihak polisi telah menerjunkan sejumlah sniper / penembak jitu untuk mencegah aksi kejahatan.
Jumlah personel polisi memang sangat kecil di banding dengan banyaknya warga yang melakukan perjalanan mudik. Perbandingan ini memang tidak proposional tapi kehadiran polisi akan menurunkan aktifitas kejahatan dan memberi efek takut pada para pelaku kejahatan.

4. Kecelakaan Lalu lintas
Tingkat kecelakaan lalu lintas pada saat mudik lebaran sangatlah tinggi. Ini di karenakan banyak faktor. Maka untuk menimalisir terjadinya kecelakaan pihak departemen perhubungan melakukan bermacam test. Test urine untuk pengemudi angkutan umum, test kelayakan kendaraan, test pealatan standar keamanan.
Test test ini sangatlah penting, merujuk sudah banyak sekali terjadi kecelakaan sebelum adanya mudik lebaran tahun ini di karenakan human error dan kendaraan yang tidak layak jalan.
Masih teringat jelas kecelakaan pesawat Adam air di Sulawesi, Garuda Indonesia di bandara Adi sucipto Yogyakarta, kereta api anjlok di Jawa tengah.
Pihak Departemen Perhubungan rasanya tidak mau kecolongan lagi sehingga mengakibatkan banyak nyawa hilang sebagai korban.
Antisipasi yang di lakukan pemerintah memang satu langkah maju dan baik tinggal bagaimana warga / rakyat meresponnya sehingga akan saling mendukung serta menciptakan satu tradisi / kebiasaan yang baik dan menjadi satu standarisai pelayanan publik yang ekonomis, efisien, bersih dan aman dalam hal ini layanan transportasi publik.

5. Keadaan Ekonomi yang terjadi saat mudik lebaran
Pengaruh ekonomi yang terjadi saat mudik lebaran / saat lebaran adalah terjadinya kenaikan inflasi di bulan yang bertepatan dengan lebaran ( pada tahun 2007 kenaikan inflasi terjadi bulan oktober ). Ini wajar terjadi karena segala macam kebutuhan akan naik walaupun perlahan dan tidak seberapa. Inflasi bulan ini pun tidaklah terlalu besar sehingga berpengaruh terhadap inflasi tahunan yang sudah di patok oleh pemerintah sebesar satu digit atau tidak melebihi 10 % pertahun.
Pemerintah pun berupaya untuk menekan kenaikan harga di pasar. Seperti saat sebelum bulan ramadhan, terjadi kenaikan harga minyak goreng. Pemerintah melakukan operasi pasar sehinggga kenaikan harga minyak goreng tidak sampai waktu ramadhan / lebaran, di khawatirkan jika harga minyak goreng tetap naik waktu ramadhan dan lebaran akan berdampak pada kebutuhan pokok yang lain sehingga menyebabkan kenaikan harga yang tidak terkendali.
Pengaruh ekonomi yang terjadi di waktu ramadhan dan lebaran bukan hanya naiknya harga harga kebutuhan pokok di pasar.
Saat mudik adalah saat yang tepat bagi perusahaan perusaan swasta untuk berpromosi serta mencari keuntungan dari momen sekali setahun ini.
Program program yang di usung pihak swasta ini sangat beragam mulai dari mudik bersama, berita berita seputar mudik yang di sponsori oleh pihak swasta, kuis pengantar buka , saat sahur, acara acara telvisi yang berbau islam walaupun sangat minim sekali kandungan ajaran islamnya, terutama sinetron ramadhan.
Yang sangat terpengaruh dari mudik lebaran adalah layanan jasa transportasi massal. Karena saat menjelang lebaran sajalah layanan ini kebanjiran konsumen. Momen menjelang lebaran lah pihak ORGANDA akan mengajukan kenaikan Tuslag atau kenikan bea jasa angkut.

Tempat wisata pun akan kebanjiran pengunjung ketika libur lebaran. Tempat wisata akan di serbu para pemudik untuk mengisi libur lebaran. Naiknya jumlah pengunjung ini menjadikan tempat wisata melakukan perhitungan kembali terhadap pendapatan mereka. “Bahkan salah satu obyek wisata di Kabupaten Purbalingga menjadikan momen libur lebaran menjadi indikator tercapai tidaknya target pemasukan tempat wisata” ( Suara Merdeka 7 oktober 2007 ).

Banyak sekali dampak ekonomi mudik lebaran serta libur lebaran. Pemerintah daerah seharusnya bisa menjadikan momen ini sebagai waktu yang tepat bagi daerahnya memperoleh tambahan Pendapatan Asli Daerah. Seperti Pemda Wonogiri pernah mendapatkan tambahan PAD dari banyaknya jumlah aliran dana dari kota kota besar lain yang di bawa pemudik. Dan Pemda Wonogiri pun tidak lepas tangan dengan warganya yang berada di kota kota besar, Pemda merangkul warganya dalam mudik bersama.
Kepedulian Pemerintah daerah terhadap warganya akan menjadikan warga yang merantau menjadi di hargai dan akan berkarya untuk kemajuan daerahnya. Para perantau ini bukan hanya yang ada di kota kota besar di Indonesia tapi juga di luar negeri.

B.Tradisi Pulang Kampung di Negara lain.

Pulang kampung bukan hanya monopoli bangsa Indonesia. Bangsa Tiong hoa atau
China punya tradisi pulang kampung Ceng Beng. Tradisi pulang kampung rakyat Korea Chuseok dan Thanksgiving day di Amerika.

Cheng beng bagi rakyat Tiong hoa menjadi ajang berkumpul bersama keluarga dan menjadikan mereka erat kembali dengan leluhur. Cheng beng atau Qing Ming ialah tradisi mendo’akan leluhur masyarakat Tiong hoa. Saat perayaan Cheng beng banyak masyarakat keturunan Tiong hoa kembali ke asal atau tempat mereka lahir dan tempat leluhur mereka di semayamkan. Seberapa jauh mereka merantau akan kembali ke tempat leluhur mereka atau tempat mereka kecil bersama leluhur. Tradisi ini bahkan lintas agama bukan hanya Budha tapi juga Konghucu, Kristen dan yang lain karena ini adalah Budaya dan cara mendo’akannya pun menurut agama masing masing

Tradisi Chuseok di Korea merupakan tradisi pulang kampung saat terjadi Bulan Purnama yang terjadi memasuki musim gugur. Chuseok di sebut juga hari raya Bulan Purnama, pada tahun ini terjadi tanggal 22 September. Warga Korea pulang kampung untuk merayakannya, berkumpul bersama keluarga untuk menghormati leluhur atas hasil panen. Warga Korea menyantap hidangan Khas yaitu songpyeon makanan yang terbuat dari beras baru panen ( Dadi darmadi antropolog UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Kompas 7 Oktober 2007 ).

Perayaan Chuseok mulai ada ketika kerajaanShilla ( 57 sebelum masehi sampai 935 masehi ) Kompas 7 Oktober 2007.

Thanksgiving day di Amerika merupakan tradisi pulang kampung di Negara adi daya ini. Thanksgiving di rayakan sejak empat abad lalu dan merupaan bentuk sukur atas panen pertama para imigran pertama di Tanah harapan Amerika untuk menghadapi musim dingin.
Thanksgiving day di deklarasian Presiden pertama Amerika George Washington pada tahun 1789 tanggal 26 November sebagai hari bersyukur dan berdoa Thangksgiving and prayer. Momentum lain yang bisa mengikat kebersamaan keluarga dan kesempatan pulang kampung serta liburan rakyat Amerika adalah hari Natal.

Pulang di era Global menjadi semakin kabur maknanya. Kita tentu mengenal migran dan Diaspora. Migran adalah pergi keluar negeri dan untuk menetap sedangkan Diaspora pergi keluar negeri untuk kembali suatu saat.
Para TKI adalah Diaspora karena mereka tidak menetap atau menetap sementara selama masa kerja / kontrak.
Sedangkan migran akan menetap selamanya di Negara tujuannya. Lalu kemanakah orang orang migran pualang ? karena migran menganggap tanah baru mereka sebagai tanah air, anak anak mereka pun menganggap tanah lahir mereka sebagai tanah air. Sedangkan tanah asal mereka sebagai tanah leluhur.



BAB III
PENUTUP

Pulang kampung akan tetap menjadi tradisi kaum urban semoderen apapun rakyat dunia karena jiwa manusia merindukan temapat untuk kembali mengoreksi diri.
Pulang sesuatu aktivitas manusia yang akan menggugah sisi spiritual dan mengingatkan mereka akan sesuatu yang tidak akan tercapai di rantau yaitu ketenangan batin dari perjalanan spiritual dalam hidup di tanah leluhur.

Pulang kampung apapun problem sosialnya akan tetap di lakukan, karena saat pulang adalah waktu yang sangat di tunggu tunggu. Walau berdesak desakan di dalam angkutan, berapapun jauh tempat perantauan, dan seberapapun biaya yang harus di keluarkan.

























Tidak ada komentar: